Pendidikan Nilai Nilai Kebangsaan Indonesia pada Ponpes Khalafiah di Kalimanatan Selatan

Surawardi Surawardi

Abstract


Bentuk Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia  pada Ponpes  Al falah Putera dan Puteri Banjarbaru dan   Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Puteri  Cindai Alus  Martapura Kabupaten Banjar  terdiri dari :  Pertama ;kegiatan Intra Kurikuler  yang terdiri dari ; kurikuler yakni  nilai nilai kebangsaan Indosesia melalui matapelajaran Pancasila dan PPKn serta mata pelajaran Sejarah;  Kokurikuler : yang dilakukan dalam menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia dalam bentuk  kegiatan apel bendera setiap hari senin  dan apel bendera  setiap peringatan  hari kemerdekaan 17 Agustus.   Kedua ; kegiatan ekstra kurikuler  yang meliputi ; Ekstrakurikuler Pramuka pada al Falah putera dan puteri sifatnya pilihan artinya boleh memilih dan boleh tidak . Ekstrakurikuler pramuka pada ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Puteri sifatnya wajib. Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia  yang ditanamkan pada Ponpes  Al falah Putera dan Puteri Banjarbaru  Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri Serta An Najah Puteri  Cindai Alus  Martapura Kabupaten Banjar  meliputi :  Pertama ; Menurut Pancasila ;Nilai nilai kebangsaan Indonesia yang ditanamkan pada ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus  Martapura  meliputi; nilai nilai kebangsaan yang terdapat pada Trisatya dan nilai nilai kebangsaan yang terhimpun dalam dasadharma bagi pramuka penggalang.  Pramuka siaga juga menghimpun nilaia nilai kebangsaan Indonesia yang meliputi Dwisatya dan Dwidarma.  Kedua;  menurut UUD 1945 yang terdiri dari nilai ;nilai relegius, nilai kemanusiaan, nilai produktivitas, nilai demokrasi, nilai keseimbangan, nilai ketaatan hukum  serta nilai kesamaan derajat. Ketiga ; Menurut NKRI ;  menanamkan nilai-nilai Kesatuan Republik Indonesia  tercermin dalam visi dan misinya serta apa yang telah ditanamkan melalui kegiatan kepramukaan yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua santri baik putera maupun puteri. Nilai-nilai kesatuan Republik Indonesia juga ditanamkan melalui, membangun semangat berlomba baik dalam bentuk kegiatan keagamaan seperti lomba membaca kitab kuning, al Habsyi, rebana, pidato 2 bahasa yakni arab dan inggris baik dilakukan di dalam Ponpes maupun yang dilakukan oleh lembaga lain yang terdapat di luar Ponpes tersebut,  tanpa melihat dari lembaga atau instansi manapun. Sementara itu nilai nilai kesatuan republik Indonesia yang ditanamkan diluar daripada kegiatan keagamaan lainya berupa sepakbola yang pernah menjadi juara pada tingkat propinsi Kalimantan Selatan, lomba pramuka ,PMR dan lomba pidato . Keempat : menurut  Nilai Nilai ajaran Agama Islam ;  menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang ditanamkan dalam kaitanya dengan penanaman pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia adalah melalui afiliasi kurikulum pondok dengan kurikulum kementerian agama. Nilai nilai pengkajian fiqih tentang khilafah yang  diarahkan kepada bagaimana semangan cinta kepada Negara  Kesatuan Republik Indonesia setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Nilai pendidikan cinta terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat melalui pengkajian Al qur’an dan Hadits yang dijiwai oleh ajaran Islam antara lain  surah al hujuran ayat 13 .Nilai Nilai cinta terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian Sejarah Islam/Tarikh Islam . Nilai-nilai aqidah dan akhlak bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian mata pelajaran Aqidah Akhlak. Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat  pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia  meliputi :  Pertama : Latar belakang pendidikan Ustadz . Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus  Martapura  data yang terambil dari dokumen bahwa secara umum  latar belakang Ustadz & Ustadzah berlatar belakang pendidikan yang  sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yakni ; rata-rata Ustadz/Ustadznya berlatar belakang pendidikan S1 bahkan sudah ada beberapa orang yang sudah berlatar belakang pendidikan S2 bahkan S3. Kedua;  Kurikulum Pondok. Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus  Martapura,  dengan data yang terambil dari dokumen bahwa  Kurikulum Ponpes ada tiga Versi yakni Versi Pondok dan Versi Kementerian Agama, serta versi kementerian pendidikan nasional . Berdasarkan kurikulum tersebut sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia, dimana tidak hanya  mementingkan pengetahuan agama saja tetapi pengetahuan umumpun sangat dipentingkan sebagai bagian dari menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia.Ketiga ; Budaya akademis Pondok. Budaya akademik Pondok sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yang terlihat dari visi dan misi serta strategi pencapaian Visi dan misi yang mencerminkan nuansa akademik yang diciptakan untuk mendukung nilai-nilai kebangsaan Indonesia baik yang tertera dalam kegiatan Kurikuler dan kokurekuler, bahkan ekstrakurikuler yang mewajibkan ikut kegiatan pramuka  yang pada kegiatan tersebut sangat kental mengajarkan akan kesetiaan terhadap pancasila dan UUD 1945 dan NKRI serta nilai nilai yang ditanamkan dalam ajaran agama Islam tersebut.Keempat ; Media Teknologi .Media dan teknologi  sangat tidak memberikan dukungan terhadap pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu selama mondok santri tidak boleh memiliki dan mengakses segenap hal melalui media Teknologi. Santri tidak boleh memiliki dan menyimpan HP, TV dan seterusnya yang masih berbau IT.Alasanya adalah selama di Pondok mereka fokus belajar oleh karena itu segala hal yang menyangkut IT sedikit banyaknya mengganggu konsentrasi mereka belajar.


Keywords


Pendidikan, Nilai, Kebangsaan

Full Text:

PDF

References


Alfan, Muhammad. Filsafat Kebudayaan. Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Althof, Wolfgang, dan Marvin W. Berkowitz. “Moral education and character education: Their relationship and roles in citizenship education.” Journal of Moral Education 35, no. 4 (2006). https://doi.org/10.1080/03057240601012204.

Arifin, Hakim M. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Pusaka Satya, 2001.

Davies, Ian, Stephen Gorard, dan Nick McGuinn. “Citizenship Education and Character Education: Similarities and Contrasts.” British Journal of Educational Studies 53, no. 3 (2005).

Echols, John M., dan Hasan Shadly. An English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia, 2005.

Esti, Ismawati. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Ombak, 2012.

Hoge, John Douglas. “Character Education, Citizenship Education, and the Social Studies.” The Social Studies 93, no. 3 (Mei 2002). https://doi.org/10.1080/00377990209599891.

Howard, Robert W., Marvin W. Berkowitz, dan Esther F. Schaeffer. “Politics of Character Education.” Educational Policy 18, no. 1 (Januari 2004). https://doi.org/10.1177/0895904803260031.

Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia, 1987.

———. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Lickona, T. Educating for Character. New York: Bantam, 1991.

Lickona, T., dan M. Davidson. Character Matters. New York: Simon and Schuster, 2005.

Lubis, Mochtar. Transformasi Budaya untuk Masa Depan. Jakarta: Gunung Agung, 1985.

McClellan, B. E. Moral Education in America; Schools and the Shaping of Character from Colonial Times to the Present. New York: Teachers College Press, 1999.

Milson, Andrew J., dan Beong-Wan Chu. “Character Education for Cyberspace: Developing Good Netizens.” Social Studies 93, no. 3 (2002).

Revell, Lynn. “Children’s Responses to Character Education.” Educational Studies 28, no. 4 (1 Desember 2002). https://doi.org/10.1080/0305569022000042426.

Silay, Nur. “Another Type of Character Education: Citizenship Education.” International Journal of Education 6, no. 2 (22 April 2014). https://doi.org/10.5296/ije.v6i2.4949.

Soemarno, Soemarsono. Karakter Mengantar Bangsa dari Gelap Menuju Terang. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009.

Sujarwa. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar : Manusia dan Fenomena Sosial Budaya. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010.

Suparlan, Parsudi. Suku Bangsa dan Hubungan Antar Suku Bangsa. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2005.

Tim Redaksi Nuansa Aulia. Sistem Pendidikan Nasional. Bandung, 2008.

Wila, Huky D.A. Pengantar Sosiologi. Surabaya: Usaha Nasional, 1986.




DOI: http://dx.doi.org/10.35931/aq.v15i2.3527

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan

Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan

index by:

              

Publish by:

Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Amuntai

Contact us:

Address: Jl. Rakha Pakapuran, Amuntai Utara
Kabupaten : Hulu Sungai Utara
Kode Pos : 71471
Provinsi : Kalimantan Selatan
Telephone : 085251613000
Email: hafizhihusinsungkar@gmail.com

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.